Jumat, 12 Agustus 2011

Sleeping is so Lame

Aku berada diatas tempat tidur, sebuah kamar, bukan kamarku. Dan gitaris band-ku dulu ada disitu... Kami sempat berdiskusi tentang band kami yang saat ini sedang vakum. Dia menyarankan untuk melanjutkannya kembali setelah “dia selesai kuliah” entah dia siapa yang dimaksud, dan dia pun melangkah keluar kamar itu. Sembari rebahan aku merenungkan pembicaraan tadi, dan akhirnya akupun tertidur...

Minggu, 07 Agustus 2011

August 07

Sebenarnya tidak ada hubungan khusus, namun pada hari ini, August 07 322BC kebetulan adalah hari dimulainya The Battle of Crannon antara pasukan Athena yang membelot, melawan pasukan yang tersisa dari Alexander the Great yang tewas sebulan sebelumnya. Dan ini sama sekali tidak ada hubungan dengan cerita yang dikisahkan dibawah ini (I just happened to googled the day and that was on top)

Selasa, 02 Agustus 2011

Day #2

Entering Day #2: The Comfort of Home

Sebuah mimpi singkat, aku sedang berada didalam kamar, merasakan kangen yang kuat terhadap rumah. Aku bilang pada istriku “aku mau pulang sebentar” rasanya seperti ada sesuatu yang harus aku lakukan disana, but I don’t know what yet. Tapi yang aku rasa didalam mimpi itu sepertinya perjalanan akan memakan waktu yang lama. Aku memutuskan untuk pergi ke ATM mengambil uang untuk istriku, karena aku lihat didompetku tinggal sedikit uang tersisa.

Senin, 01 Agustus 2011

Day #1

Tadi siang, aku baru saja chatting dan berkata kepada 8caseofdeath “gw udah jarang mimpi sekarang bro.” Dan sorenya, sekitar jam 17.00 aku merasakan kantuk mendadak. “can’t be helped, I guess” jadi aku merebahkan badan sejenak dikasur. Beberapa menit berlalu dan tanpa terasa, mengalir begitu saja, aku sudah berada dikamar mandi. Untungnya, tepat pada saat itu juga, aku berkata “bukannya tadi lagi tidur?” untuk pertama kalinya setelah beberapa malam, aku berhasil menangkap satu dream sign. Rasa puasnya sama seperti saat kita berhasil memecahkan satu jerawat kecil dihidung Smile

Jumat, 29 Juli 2011

The Princess of Death

 

I’m in deep shit! Hal pertama yang aku lihat ketika tersadar adalah sebuah pojokan tempat parkir, sekelompok orang berpakaian hitam yang sedang dilanda kepanikan, suara tembakan, dan seorang perempuan berkulit coklat gelap dengan rambut sepinggang sedang dilindungi oleh orang – orang berbaju hitam tadi.

Salah seorang dari bodyguard perempuan tersebut melemparkan sebuah pistol kearahku. Aku diam tidak menangkapnya, pistol tersebut jatuh dekat kakiku. Like hell I would swim in someone else’s pool. Kupikir lebih baik diam terlebih dahulu dan mengamati apa yang sebenarnya terjadi.

Sampai disini aku sama sekali tidak melihat siapa lawan dari orang – orang ini. Dan ketika aku sedang berlari kearah pohon dekat tempat bersembunyinya perempuan tadi, si perempuan itu tertembak, dibagian perutnya.

Aku sempat mendengar para bodyguard berlari kearah kami, sepertinya baku tembak sudah berakhir. Si perempuan itu jatuh ketanganku, dan jika berdasarkan yang aku dengar dari para pria berbaju hitam itu (bukan tuxedo, lebih mirip jubah),adalah seorang putri sebuah kerajaan (and I ‘m not that eager to ask). Dan entah datang dari mana, dibawahku sudah tergelar permadani berwarna biru muda (yeah, some dream, right? =_=)

Sang putri, yang sekarang hampir seluruh bagian bawah tubuhnya berwarna merah karena darah (dan pakaiannya terlalu kasual untuk ukuran royalty), sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Aku terdiam, dan membaringkan tubuhnya diatas permadani. Beberapa orang bodyguard segera bergegas mencoba untuk mengobati lukanya.

Dan seperti sudah tidak ada lagi keperluanku ditempat ini (bahkan kalau aku pikir lagi, ini cuma karena bad luck I was down here from the first place). So I walk out, menyadari bahwa tempat ini ternyata adalah sebuah bekas bengkel yang berada diperbatasan antara Bekasi dengan Jakarta Timur. Dan aku memutuskan untuk melanjutkan ke sebuah tempat, but that’s a different story…

Senin, 16 Mei 2011

Memory Bank

May 16, 2011
segmen pertama, didalam mimpi itu aku menceritakan kepada ibuku tentang mimpi yang kualami semalam sebelumnya, yaitu ketika aku memimpikan opaku meninggal dibandung, ini mestinya key point buat sadar -_-

Segmen kedua setelah selesai menceritakan mimpi itu, aku berada disebuah gedung 3-4 lantai bersama istriku, sedang apa kami disitu akupun tidak tahu -_- ini key point berikutnya. Setelah berjalan sebentar, kamipun keluar dari bangunan yang tampaknya adalah sebuah bank itu, dan menyeberangi jalan, disini aku sempat melihat seorang ibu – ibu berusaha menyeberangi jalan dari arah yang berlawanan dengan kami, entah mengapa saat itu perhatianku tertuju kesana. Dan setelah kami menyeberang, aku sempat berdiskusi sebentar dengan istriku tentang tempat makan, karena ada beberapa warung diseberang jalan tersebut.

Dan setelah sepakat hendak makan bakso, tiba – tiba aku kebelet pipis, disini mulai segmen ketiga. Akupun pamit sebentar kepada istriku hendak kembali ke gedung sebelumnya untuk meminjam toilet, karena di kedai makan tersebut sepertinya tidak ada toilet setelah kuperiksa. Dan akupun kembali menyeberang, namun ketika sampai di trotoar jalanan, aku sempat bingung mengapa lanskap bangunannya tampak berbeda – ini key point selanjutnya =_=' Gedung yang semestinya adalah tempat yang sebelumnya, berubah namun masih tetap sebuah bank. Dan akupun masuk kedalamnya. Tidak seperti layaknya sebuah bank, koridor / hall-nya sangat luas, dan ada beberapa selasar / hallway menuju beberapa ruang lainnya. Dan akupun berjalan kesalah satu hallway tersebut, dan melihat ada beberapa orang mengenakan seragam, sedang jongkok merokok, aku sempat memperhatikan lantai yang kotor penuh dengan abu rokok mereka. Dan aku berjalan sampai diujung, namun bukan toilet yang kutemukan, malah pintu keluar menuju tempat parkir.Jadi aku kembali ke lobi utama dan mengambil jalan selanjutnya. Namun setiap jalan yang kuambil selalu mengarah menuju luar gedung / tempat parkir, dan at some point, aku sempat melihat almarhum abangku, namun semakin blurry, dan aku terbangun kebelet pipis =_=

Selasa, 01 Maret 2011

Temporary Vacuum

Untuk beberapa momen kedepan, mungkin aku tidak bisa terlalu meng-update banyak di blog ini. Yang bisa kuceritakan sekarang hanya #monasproject masih berjalan, dan sepertinya akan berjalan sampai dengan akhir bulan Maret.

Minggu, 20 Februari 2011

Train…

February 20, 2011
Aku berada didalam sebuah gerbong kereta, sepertinya aku ada digerbong belakang. Aku memutuskan untuk pindah kedepan, dekat gerbong masinis. Tidak terlalu banyak penumpang tampaknya hari ini. Beberapa gerbong yang kulewati terlihat lengang, hanya ada beberapa penumpang yang duduk didalamnya.

Dan aku sampai digerbong yang terdepan. Aku memilih untuk duduk didekat pintu masuk gerbong, kulihat pemandangan diluar tampak seperti hutan. Dan entah datang dari mana, seorang anak muncul, mendekatiku. Terlihat seperti pengamen yang biasa didalam kereta, aku menoleh kedalam kantung celanaku. Ada beberapa lembar uang kertas, dan terlihat ada selembar uang kertas Rp. 500 yang sudah tidak beredar lagi.

Belum sempat sang pengamen itu bernyanyi, aku sudah memberikan uang Rp. 500 tersebut. Ada sesuatu yang kubutuhkan dari pengamen itu dari sekedar nyanyian, pikirku dalam hati. Setelah dia mengambil uang tersebut dari tanganku, aku bertanya ‘kemana tujuan kereta ini?’ si pengamen terdiam mendengar pertanyaanku. Lalu dia berkata bahwa pertanyaanku ini harganya lebih dari Rp. 500 itu… Aku mengambil kembali selembar uang dari dalam kantung celanaku. Kali ini selembar Rp. 2000 kuberikan kepadanya, dia tersenyum dan mengambilnya, serta menyerahkan kembali Rp. 500 yang telah kuberikan sebelumnya.

Merak. Itulah stasiun terakhir yang akan dilewati kereta ini, kata sang pengamen. Dan saat ini tampaknya kereta akan sampai di satu stasiun lagi sebelum sampai ke stasiun akhir itu. Aku terdiam, kembali menikmati pemandangan, walau karena laju yang sangat cepat itu tidak banyak yang bisa kulihat kecuali warna hijau dedaunan.

Dan kereta berhenti perlahan. Dari jendela terlihat stasiun yang sepi itu, aku tidak ingat namanya. Yang pasti, aku memutuskan untuk turun distasiun ini. Dan aku berjalan dipinggir rel, disana telah ada dua orang temanku yang ikut menemaniku berjalan menyusuri rel.

Salah satu temanku bertanya, memutuskan kesunyian yang entah sudah berlangsung berapa lama.

“Apakah perut kita akan terbiasa dengan makanan khas Sumatera?” kata salah seorang temanku itu.

Lalu kubilang tenang saja, karena kita bertiga masih keturunan sumatera. Lalu mereka meminta untuk melihat KTP ku, kuberikan kepada mereka. Entah berapa lama aku terdiam menyaksikan mereka. Tampak sedang saling berargumen tentang KTP tersebut.

Dan latar belakang tiba – tiba berubah, kini aku sedang berada dalam sebuah kelas. Dan didepanku ada seseorang. Kakak iparku? Sedang apa dia disini? Dia menyerahkan sebuah buku kepadaku. Rupanya dia memintaku untuk mengerjakan satu soal matematika. Aku lihat pertanyaannya, sulit sekali… Aku sempat meminta tolong kepada beberapa anak yang ada didalam, cukup lama juga kami memeras otak untuk memecahkan satu pertanyaan itu. Dan begitu selesai aku kembali mendatangi iparku itu, dan menyerahkan kembali buku tersebut kepadanya. Entah mengapa, setelah itu aku merasa sangat mengantuk…

Dan aku terbangun.

Minggu, 13 Februari 2011

The Bulb

February 13, 2011
Akhirnya ada lagi mimpi yang bisa dicatat setelah sekian lama tidur hanya melihat darkness saja setiap kali terbangun (sebenarnya ada sih beberapa ‘mimpi’ yang sengaja tidak dipublish -_-) Well, kali ini mimpinya tidak dimulai dari tengah – tengah. Aku berada didepan rumah mertuaku, Aku masuk dan si Ibu (mertua) memintaku untuk memberikan sebuah jaket untuk sang Ayah (mertua). Aku mengambilnya dan menaruhnya dipunggung kursi sebuah meja makan.

Lalu anehnya, diatas pohon jambu yang ada didepan rumah, ada sebuah rumah pohon diatas pohon tersebut. Istriku memintaku untuk mengganti bohlam dirumah tersebut. Lalu aku masuk kedalam, lalu mengganti bohlam tersebut. Ketika kucoba mencopot bohlam yang lama, ternyata pecahan belingnya masih tersangkut dalam fitting bohlam tersebut. Aku mengambil pecahan bohlam tersebut, lalu memasukkan bohlam yang lama. Lalu mimpinya seperti berpindah segmen, namun aku sama sekali tidak ingat apa – apa disini (-_-)

Senin, 07 Februari 2011

A Fire Inside

Masih dibandung, kali ini aku berada disebuah jalan masuk Cikaso Barat.Sepertinya dimalam hari, tetapi mengapa terasa sangat panas? Disebelah kiriku tampak rumah Kakekku. Dan rumah yang dibelakangnya ternyata terbakar. Api menyala tinggi. Aku merasakan takut, bagaimana bila api tersebut menjalar kerumah Kakek? Dengan paniknya aku masuk kedalam rumah, lalu naik ke lantai dua. Entah darimana datangnya, aku memegang sebuah ember yang berisi air penuh, aku naik keloteng, berusaha memadamkan api yang hendak memangsa rumah itu.

Ternyata sesampainya diloteng, sudah banyak sepupuku yang sedang memadamkan api, kucoba melihat sekitar. Terasa aneh, aku berada diloteng rumah Kakekku, tetapi ketika melihat kedalam ruangan lantai satu, yang kulihat adalah rumah yang kutempati sekarang...

Tampaknya api telah dipadamkan, lalu kami (aku bersama entah siapa, ada beberapa orang) pulang menaiki sebuah mobil sedan berwarna cream. Namun ditengah perjalanan, sang supir lengah dan menabrak 2 orang yang sedang menyeberangi jalan... Aku bisa merasakan sebuah perasaan takut yang dia alami. Not to mention pemandangan sadis ketika salah seorang yang tertabrak itu mayatnya tersangkut di bemper depan mobil yang kami naiki itu =_=

Sabtu, 05 Februari 2011

Amaze Me O’ Leader

February 5, 2011
Sebuah mimpi dengan nuansa ‘gothic’. Aku kembali ke masa – masa SMA lagi. Namun disitu bangunan yang kuanggap sebagai sekolahku itu tampak besar sekali. Dan aku berada dilantai 3 – 4, berkumpul dengan beberapa orang yang kuanggap teman – temanku didalam sebuah WC. Ada seorang dari mereka, yang dalam mimpi itu kuanggap sebagai ‘leader of the gang’. Dia memiliki perawakan besar dan muka yang tegas. Orangnya pendiam, namun disitu aku bisa merasakan jika orang tersebut menyimpan kesedihan yang teramat dalam, seperti kehilangan seseorang yang dia sayangi, entah orangtua atau siapa aku tidak bisa mengetahuinya.

Aku berjalan – jalan didalam WC tersebut. Ada beberapa toilet booth didalamnya, dan beberapa wastafel yang tingkat kebersihannya sangat mengkhawatirkan. Aku kencing disalah satu booth itu, dan begitu kluar, ada seorang lelaki tua dengan pakaian seperti wearpack lusuh. Tampaknya dia janitor di sekolah ini.

Sang janitor mengajak kami melihat jendela di WC tersebut, jauh dibawah, tampak sebuah kolam berisi air yang berwarna hijau keruh. Dia berkata, dimalam hari, ketika dia berada dibawah, dia melihat sesosok pelajar wanita yang terjun dari jendela WC ini. Ketika sang janitor menceritakan ini, aku seperti melihat langsung kejadiannya, dan wanita yang terjun tersebut, mukanya hancur seperti korban tabrakan -_-

Dan sekarang aku berada didalam sebuah kelas. Sepertinya pelajaran telah dimulai. Aku tidak bisa mengingat banyak tentang kejadian ketika berada didalam kelas ini. Yang dapat teringat olehku hanyalah ketika aku meminjam tipe-ex kepada salah seorang temanku, dia bilang ambil saja ditasnya. Namun karena aku tidak tahu yang mana tasnya, akhirnya aku membuka semua tas yang ada dikelas tersebut. Dan sepertinya bagian mimpi yang ini terasa tersambung dengan bagian ketika aku merasakan kesedihan sang leader of the group tersebut.

Class dismissed. Aku keluar bersama teman – temanku. Dan ketika sampai dijalan, aku melihat sebuah mesin yang digunakan untuk meratakan jalan, mobil dengan ban besar entahlah apa namanya =_= Sedang meratakan jalanan yang baru selesai diaspal tersebut. Yang membuatnya tambah aneh, si pengendara tampaknya tidak terlalu memperhatikan jalanan yang diratakan tersebut. Semua orang yang melewati atau menyeberangi jalan tersebut dilindas semua olehnya =_=

Selasa, 01 Februari 2011

From Yesterday It Calling

Last night... She visited me again... Entah karena ini efek domdomsoft manga downloader -_- atau apa, akupun tidak mengetahui dengan pasti. Yang pasti, didalam mimpi itu ada perasaan yang kuat untuk menemuinya... And I did...

Mimpinya bermula ketika aku berada disebuah ruangan seperti kantor, mejaku tepat berada disebelah meja dia. Dan aku sedang membereskan isi laci, seakan - akan hendak pindah entah kemana. And she was there just staring at me, akupun tidak berminat untuk memulai sebuah percakapan.
Dan akupun keluar dari bangunan yang kuanggap kantorku itu, dan suasana luarnya seperti di Cawang @_@ Aku berdiri diam, seperti menunggu. Perasaanku disitu bilang tak lama kemudian dia pasti datang. Dan benar, she's there, standing under a tree. Setelah berbincang - bincang sejenak, dia mengajakku datang kerumahnya. Aku terdiam, really not knowing what to say.
Dalam pikiranku disitu, aku membayangkan diriku sedang berada dijalan mencari rumahnya... Sepertinya terlihat repot sekali -_- Namun lamunanku dalam mimpi itu terbuyar ketika dia memberikan secarik kertas kepadaku.
Aku lihat secarik kertas tersebut, cukup lusuh, seperti habis di kepal lama ditangannya. Aku melihat tulisan dikertas tersebut. Sampai saat ini I'm amazed menyadari diriku membaca sebuah tulisan dalam mimpi. Ini sesuatu yang jarang terjadi... Isi secarik kertas tersebut ternyata sebuah alamat: Jl. DT Lopas II.

Senin, 31 Januari 2011

Got Bullied

Ini adalah salah satu jenis mimpi, dimana aku merasakan seperti menjadi seseorang yang berada didalam masa tertentu, walaupun terkadang didalam mimpi tersebut, indikasi yang membuktikan keadaan tersebut nyaris tidak ada.
Dan didalam mimpi ini, entah bagaimana ceritanya, aku merasakan seperti kembali ke masa - masa SMA dulu. Lengkap dengan perasaan terasing dan rejected-nya. Mimpinya bermula ketika aku berada dalam sebuah ruangan, at first glance, ruangan itu terlihat seperti ruang tamu. Dan aku disitu bersama beberapa orang.
Tahu seperti apa rasanya jadi bocah - bocah remaja yang menemukan rumah teman yang kosong lalu memutuskan untuk menonton film porno? Well, seperti itulah rasanya, hanya saja kali ini yang ditonton adalah sebuah klip pertunjukan musik. Dan akulah yang memainkannya.
Tidak seperti perasaan narsis anak - anak alay pada umumnya, entah kenapa aku justru merasakan malu yang teramat sangat, dan lebih parah lagi, ada sedikit rasa takut yang mencekam. Selama menonton video itu aku berharap mudah - mudahan mereka tidak menontonnya sampai habis...
Selama menunggu video tersebut diputar sampai habis, aku sempat dikerjai habis - habisan oleh teman - teman yang ada didalam ruangan itu. Mulai dari ejekan - ejekan khas anak sekolah, sampai sepatu, celana panjang, serta jaketku disembunyikan. Namun bagiku, itu lebih baik daripada mereka menonton penghujung video tersebut.
And the moment of fear finally arrived... Tidak seperti layaknya filem - filem kualitas Hollywood. Sebenernya endingnya biasa saja. Aku sedang memainkan gitar, entah lagu apa. Namun satu hal yang cukup aneh. Ketika mereka semua menontonya, mereka serontak berkata "jadi itu ya Lex? Sway Maxwell"

Jumat, 28 Januari 2011

Customer Service Payback?

Mimpi yang aneh, aku berada disebuah kantor, bersama seorang wanita entah siapa namanya. Sedang menelepon seseorang bernama Siska dengan loudspeaker. Berargumen tentang kerusakan sebuah komputer... And that's all I can remember.

Kamis, 27 Januari 2011

Supratman Nostalgia

Aku duduk, tanpa menyadari dimana aku berada. Aku seperti merasakan letih setelah melakukan perjalanan jauh. Aku melihat kesebelah kiri, sebuah jendela... Dari jendela itu aku bisa melihat sebuah ruangan. Di ujung pandanganku ada sebuah pintu terbuka yang mengarah ke garasi. Dan sebelum pintu itu tampak sebuah tangga.

Ini sepertinya dibandung... Aku berada dikamar yang paling pojok. Tapi sedang apa aku disini? Belum selesai aku meresapi kebingunganku, tampak beberapa sosok manusia masuk kekamar mendatangiku... Sebagian terlihat asing, sebagian adalah teman²ku. Mereka semua menyalamiku seakan akan memberi selamat. Entah ada apa...

Dan tiba² mereka semua hilang... Hanya tinggal aku sendiri, yang entah mengapa, memikirkan sebuah cara pulang. Dan aku memikirkan SIM motor. Aku merasa seperti datang kesini menggunakan motor adikku. Dan dalam benakku aku mengingat adikku pamit pulang membawa motor, padahal sim-nya aku pegang...

Seperti tidak peduli dengan kejadian sebelumnya... Aku kembali melayangkan pandangan kearah jendela... Pemandangannya surreal. Terlihat nyata sekali. Yet somehow giving me the creep... Aku menoleh kearah pintu. Pintu yang terbuka setengah itu, memperlihatkan pemandangan yang berbeda lagi...

Dan aku memilih melewati pintu itu. Begitu aku kluar, sempat beberapa kali gempa kecil. Sampai sini aku belum menyadari bila ini adalah realm mimpi... Aku masih terus berjalan kearah luar. Dan diperjalanan itu, aku berjumpa dengan Kakekku... Aku pamit kepada beliau, ingin melanjutkan perjalanan. Dan sampai diteras luar, aku berjumpa dengan seorang kakek - kakek lagi. Entah siapa, namun beliau tersenyum kepadaku... Dan Kakekku keluar dari pintu depan, sembari mengatakan kalau bapaknya (?) itu sudah pekak kupingnya, tidak usah repot berkata apa - apa kepadanya. Dan aku kembali berjalan.

Diluar pagar, ada sesosok laki - laki berdiri. Dalam mimpi itu tampaknya beliau mengenalku... Dan langsung saja dia berbicara kepadaku. Dia bilang dia ingin menikah, dengan seorang wanita dari Jogja. Aku merasa it's none of my businesses, jadi aku melangkah lagi.

Disini kembali beberapa kali background sekitar seperti gempa... Dan entah mengapa aku berkata "ini AP!" dan sejak saat itu aku mendapatkan kesadaran penuh. Tanpa pikir panjang, aku terbang... Menyusuri jalan kecil di cikaso barat II. kluar kearah jl. supratman...

Begitu sampai dijalan raya aku memilih untuk melayang rendah diatas trotoar jalan. Aku melayang kearah perempatan jalan supratman dan cicadas. Tak lama aku melayang, aku melihat seseorang sedang membawa motornya, berjalan perlahan. Setelah kuperhatikan seksama, ternyata ban belakang motor tersebut bocor. Namun dia masih mendorong motornya dalam keadaan menyala, sepertinya cukup berat juga motor Tiger hitam itu. Dan setelahnya ada lagi satu motor bebek yang bocor / mogok. Aku sudah hampir sampai diperempatan. Ada sebuah sekolah disitu, dan diluarnya, dekat dengan warung kecil. Aku melihat beberapa anak kecil sedang bernyanyi, dengan diiringi musik dari sebuah radio yang berwarna merah dan biru.

Begitu aku melihat kejalanan. Mobil berdesakan dilampu merah, sepertinya macet sekali. Sampai ada beberapa motor yang menggunakan jalur yang berlawanan. Sampai disini tiba² terasa getaran aneh yang sangat kencang...  Akupun terbangun...



Another Attempt...

semalem tumben jam 11an mata udah berasa kayak disiramin pasir panas, alhasil saia merebahkan tubuh dikasur. Namun apa daia, pikiran ini masih melanglang buana lari sana sini.

akhirnya saia memutuskan untuk latian relaksasi, fokus ke titik diantara kedua mata sebentar... lalu berkata dalam hati "I'm going under..." langsung terasa lebih tenang... tapi kayaknya belum enak nih... fokus ke arus udara yang masuk melalui lubang hidung "Now I'm going deeper.."

udah mulai berasa enak... saia coba pisualisasi ah... dalam gelap pandangan mataku aku coba membayangkan diriku melayang diatas kasur, sedang menatap kearah sesosok tubuh yang tertidur... sosok yang mirip diriku...

semakin lama aku mencoba menatapnya, semakin terasa ada getaran aneh dikepala bagian atas A.K.A bunbun... aku acuhkan sementara, dan kembali memfokuskan kejernihan pandanganku menatap tubuhku yang tertidur...

exit attempt #1 dimulai, aku mulai membayangkan sebuah sinar menjalar membentuk sebuah tali dari pandanganku yang diatas itu menuju ke sesosok tubuh yang sedang tertidur itu. dan DEGGGG! aku sontak terduduk seperti terpelanting =_=' Tampaknya aku sudah mulai tidak terbiasa lagi dengan perpindahan seperti ini... kembali merebahkan tubuh... kembali mengatur napas...

exit attempt #2 dimulai secara tidak sengaja, entah beberapa lama setelah attempt #1 itu aku tertidur... terbangun tanpa membuka mata, aku mencoba mencari satu hal yang biasanya muncul dalam keadaan seperti ini: "super saian alexforsale" namun ternyata aku tidak merasakan getaran sama sekali... apakah mungkin getarannya sudah sangat halus sampai tidak terasa? there's only one way to find out!

kembali aku memfokuskan diri berada diatas tubuhku.. kembali aku memvisualisasikan melihat tubuh yang tertidur itu sejelas - jelasnya... dan kembali aku membayangkan sebuah tali glowing, merambat... namun kali ini tali tersebut merambat dari bawah, dari tubuhku yang tertidur itu, keatas, ke tubuh visualisasiku....

terasa seperti gempa, makin lama makin intens...
dan...

aku terbangun jam 4.44 :) (makan tuh jam me :) )

This time...

Setelah 1 bulan lebih, tadi pagi aku terbangun dengan sesuatu yang baru...
"Aku tidak bermimpi sama sekali semalam..."

Rabu, 26 Januari 2011

Regret Part II ?

Seakan belum puas dengan penampilan dimalam sebelumnya, the girl of the past, muncul kembali… And I’m getting tired of her.

Selasa, 25 Januari 2011

Cookie From The Past

Sebuah mimpi panjang yang sayangnya tidak bisa kutuliskan semua. Yang bisa kuceritakan hanyalah diakhir dari mimpi tersebut. Aku berada disebuah toko kelontong, sedang memegang boks kue kering (entah kue apa), sembari memakannya sedikit demi sedikit. Dan tiba - tiba muncul a girl I used to know… Dia berjalan memasuki toko dengan elegan, tersenyum dan memanggilku. And then we talked. Aku tidak dapat mengingat pasti isi pembicaraannya, tapi sempat dia menanyakan tentang kotak kue yang kupegang, dan mengambil beberapa kue dan memakannya.

Selasa, 18 Januari 2011

Hijau Daun? Daun Hijau?

Sedikit log tentang meditasi, dalam meditasiku kemarin itu aku seperti berada dipinggiran sebuah hutan, tampaknya aku sedang berjongkok / duduk. Sepertinya aku sedang memperhatikan sebuah tanaman. Sebuah tanaman dengan daun yang hijau besar, mungkin seperti piring. Namun dengan bunga yang besar.

Minggu, 16 Januari 2011

The School Of Yesterday

January 16, 2011
Kali ini aku tidak teringat kapan aku tertidur, the next thing I know, aku berada disebuah tempat yang terasa sangat familiar. Tempat ini adalah sekolahku, atau tepatnya sekolahku disaat SMP. Dan tampaknya dari warna cat dan kondisi bangunannya, setting waktunya pun sama seperti waktu aku masih sekolah disitu. Lapangannya pun masih dalam keadaan belum disemen, sebagian masih berupa tanah dan rerumputan. Sesaat aku seperti benar – benar berada disana secara fisik, aku mencium wangi rerumputan dan mendengar suara gaduh anak – anak bersenda gurau didalam kelas.
The funny thing dalam mimpi itu, aku memakai seragam SD (celana pendek merah dan baju putih) namun aku merasa bahwa aku adalah seorang pelajar SMA (strangely enough, akupun berpikiran bahwa aku ditempatkan di SMP tersebut karena jumlah kelas di SMA itu tidak cukup untuk menampung semua murid baru). Faktanya memang disekolah pada jamanku itu bukan hal yang aneh untuk suatu SMA “menyewa” bangunan sekolah lainnya (umumnya SD) karena jumlah siswa baru yang “melebihi” daya tampung.
Back to the dream I was having, semenjak aku berada didalam mimpi itu, aku berada dilorong depan kelas yang dulu kutempati sewaktu kelas 2. Aku tampaknya memanggul sebuah tas berwarna biru / ungu. Dan tiba – tiba saja memiliki sebuah perasaan ada seseorang / sesuatu yang menungguku dikantin sekolah. Entah seperti apa sekarang, namun pada era-ku dulu kantin sekolah berada dibelakang bangunan yang paling ujung (bila dilihat dari arah depan).
Lalu aku berjalan, kearah kantin. Ternyata disana penuh dengan anak – anak yang sedang istirahat. Kantin – kantin kecil yang diberi sekat papan triplek memisahkan jajanan satu dengan yang lainnya. Aku terus berjalan kearah kantin yang paling ujung, Jek si penjual es teh dan gorengan tampaknya seperti tujuanku. Namun sesampainya aku disana, Jek tidak ada. Malah yang ada disana adalah dua orang wanita yang tidak kukenal, menawarkan gorengan. Aku mengambil beberapa gorengan, memasukkannya dalam kantong plastik dan menyimpannya dalam tas.
Aku memutar kembali, namun dikelas yang paling ujung ada dua orang yang memanggilku, aku berhenti dan menoleh. Sepertinya didalam mimpi itu aku mengenal baik kedua orang itu, tetapi nyatanya sampai saat ini aku sama sekali tidak mengenal mereka. Dan mereka menanyakan kepadaku mengenai proses pembuatan sablonan spanduk (???) yang sepertinya sedang kukerjakan. Mereka komplain tentang kata – kata yang tertulis didalam spanduk itu tidak sesuai dengan pesanan yang diminta oleh sang kustomer, mereka mengatakan semestinya kalimat yang tertulis adalah “Visit Indonesia Year 2010” (????).
Aku mengambil kembali gorengan yang kutaruh didalam tas sebelumnya, aku mengambil salah satu gorengan, menawarkan sisanya kepada kedua orang tersebut dan memakannya bersama – sama dengan mereka. Mereka masih sibuk berbicara satu sama lain mengenai proses pembuatan spanduk tersebut, aku terdiam sembari memakan gorengan tersebut. Namun ada sesuatu yang aneh… Gorengan tersebut sepertinya sudah basi, rasanya sungguh tidak enak. Masih dalam diam aku menoleh ke dua orang tersebut, mereka sepertinya memakannya dengan lahap. Jadi aku buang gorengan yang baru sekali kugigit itu, lalu aku ambil satu lagi dari dalam kantong plastik itu. Kupikir mungkin ada satu yang sudah basi gorengannya. Namun begitu aku gigit kembali gorengan yang baru saja aku ambil, ternyata rasanya lebih parah dari sebelumnya. Aku kehilangan minat untuk makan. Aku kembali memusatkan pandanganku kepada kedua orang “temanku”.
Salah satu dari kedua orang tersebut menunjuk kearah pagar dengan jarinya, aku menoleh kearah tersebut, pagar yang memanjang dari arah bangunan yang nantinya menjadi mushola sekolah sampai ketembok yang memisahkan sekolahku dengan kantor kecamatan. Dan benar dipagar tersebut terpampang sebuah spanduk. Aku memperhatikan, tampaknya ditengah spanduk tersebut ada sebuah karakter / simbol. Seperti sebuah aksara kuno, sangat menarik perhatianku. Seperti aksara – aksara kuno yang sering muncul didalam mimpi – mimpiku sebelum ini. Satu huruf berwarna biru yang dikelilingi lingkaran. Seperti sebuah stempel. Semakin aku memusatkan perhatian pada aksara itu, semakin aku merasakan sebuah perasaan yang sangat “aneh”. Rasa yang kita alami ketika tiba – tiba “terjatuh”. Perasaan tanpa gravitasi, tersedot kearah aksara yang sedang kulihat itu, sampai tiba – tiba…
Aku terbangun…

Selasa, 11 Januari 2011

Mi Goreng Spesial

Malam itu aku terdiam, termenung ditempat tidur menatap tembok dengan pandangan kosong. Tanpa menyadari berapa lama waktu yang terlewati, tanpa menyadai bahwa aku telah tertidur. Aku menyadari diriku sedang berdiri disebuah kamar mandi, termenung menatap tembok sampai akhirnya aku menyadari sekitarku.

“Hmmm… Sedang apa aku disini?”

Dan aku memutuskan untuk keluar. Tampaknya aku berada disebuah rumah, kecil tapi terasa nyaman sekali. Aku melihat sekelilingku, tepat didepan kamar mandi ternyata ada sebuah meja makan, jauh didepannya rupanya sebuah dapur kecil. Belum sempat aku melihat semua ruangan, ada sebuah suara perempuan memanggil…

“Kamu suka makan mie goreng kan?”
“Kebetulan aku buat lebih, makanlah bersamaku”

Tampaknya lebih seperti sebuah perintah daripada ajakan, namun dengan suara yang terdegar sangat “teduh”. Aku mencoba melihat kearah suara tersebut, ternyata asal suara tersebut berasal dari seorang nenek – nenek yang rambutnya sudah memutih. Seperti orang asing, dalam hati aku berpikir “mirip kayak oma, orang belanda, tapi siapa ini?”.

Tanpa berbicara aku mengambil tempat duduk dimeja makan, diam dan menatap meja makan yang diberi taplak berwarna putih dengan ukiran – ukiran aneh dipinggir taplak tersebut. Entah kapan terjadinya, dua piring mie goreng tersedia dimeja makan itu. “mie ini wangi sekali” pikirku.

“Mari disantap” kata nenek – nenek itu dengan halusnya.

Dan akupun menyantapnya dengan gagah perkasa, “hey, mungkin aja ini mie datengnya dari mahluk gaib, tapi mie tetap mie” dan ditengah – tengah pembantaian makanan tersebut, sang nenek berkata:

“You see dead people, right?”
“WTF” kataku dalam hati, “how did she knows something like that?”

Aku tetap diam, bahkan, semenjak aku keluar dari kamar mandi dirumah itu aku belum mengucapkan sepatah katapun. Tapi kali ini aku tergoda untuk bertanya…

“Ada masalah dengan ‘itu’ nek?”
Si nenek tersenyum sembari berkata
“Bisakah kamu melihat siapa yang sedang berada disampingku?”

Aku tertegun ketika menyadari bahwa disebelah sang nenek ada sesosok anak kecil, perempuan dengan penampilan eropa jaman dulu (coba dibayangkan sendiri, I’m poor with descriptions -_-‘) yang terlihat nyaris transparan…

“Bisakah kau tanyakan siapa dia dan apa maunya?” Sambung si nenek sembari tetap tersenyum.

Sampai disini ingatanku mulai memudar, aku ingat berbincang bincang dengan si perempuan kecil itu, tetapi aku tidak dapat mengingat isi perbincangan tersebut… Yang teringat adalah, ditengah – tengah kejadian tersebut, aku sempat menyadari bahwa aku berada didalam mimpi ketika aku berpikir “sejak kapan aku punya kemampuan liat arwah?”. Sekelilingku bergoyang seperti gempa, sesaat aku melihat sekelilingku ternyata ada banyak arwah – arwah lain yang berada didalam rumah tersebut, aku sempat menjaga kesadaran beberapa saat didalam mimpi itu. Tetapi akhirnya kembali tertarik kedalam alam mimpi tersebut…

Setelah kembali normal, tidak ada lagi goyangan – goyangan gempa itu, Si nenek memberikan sesuatu kepadaku, beliau menaruhnya langsung ditelapak tanganku dan mengepalkannya sembari tersenyum, tanpa mengatakan apapun. Aku membalas senyum sang nenek, dan entah mengapa aku kembali ke kamar mandi.

Didalam kamar mandi aku membuka kepalan tanganku, penasaran terhadap benda yang diberikan si nenek kepadaku. Ternyata itu adalah 2 buah bibit, “seperti biji ganja” kataku dalam hati. Aku lihat lagi lebih seksama, ternyata kedua bibit tersebut sudah mulai mengeluarkan tunas kecil. Jadi lebih mirip toge daripada biji -_- dan warnanya pun biru terang…

Aku terus memperhatikan kedua biji tersebut,dan akhirnya aku simpan didalam plastic bening dan kutaruh diatas kloset yang ada dikamar mandi tersebut. Aku terdiam menyaksikan biji – biji tersebut yang warnanya semakin jelas terlihat walaupun sudah cukup jauh jarakku. Lama kelamaan warna biru tersebut menyebar keseluruh ruangan, semakin terang. Sampai akhirnya aku memejamkan mata karena tidak kuat melihatnya…

Begitu kubuka mataku, aku melihat kamarku… Some weird dream today…