Minggu, 20 Februari 2011

Train…

February 20, 2011
Aku berada didalam sebuah gerbong kereta, sepertinya aku ada digerbong belakang. Aku memutuskan untuk pindah kedepan, dekat gerbong masinis. Tidak terlalu banyak penumpang tampaknya hari ini. Beberapa gerbong yang kulewati terlihat lengang, hanya ada beberapa penumpang yang duduk didalamnya.

Dan aku sampai digerbong yang terdepan. Aku memilih untuk duduk didekat pintu masuk gerbong, kulihat pemandangan diluar tampak seperti hutan. Dan entah datang dari mana, seorang anak muncul, mendekatiku. Terlihat seperti pengamen yang biasa didalam kereta, aku menoleh kedalam kantung celanaku. Ada beberapa lembar uang kertas, dan terlihat ada selembar uang kertas Rp. 500 yang sudah tidak beredar lagi.

Belum sempat sang pengamen itu bernyanyi, aku sudah memberikan uang Rp. 500 tersebut. Ada sesuatu yang kubutuhkan dari pengamen itu dari sekedar nyanyian, pikirku dalam hati. Setelah dia mengambil uang tersebut dari tanganku, aku bertanya ‘kemana tujuan kereta ini?’ si pengamen terdiam mendengar pertanyaanku. Lalu dia berkata bahwa pertanyaanku ini harganya lebih dari Rp. 500 itu… Aku mengambil kembali selembar uang dari dalam kantung celanaku. Kali ini selembar Rp. 2000 kuberikan kepadanya, dia tersenyum dan mengambilnya, serta menyerahkan kembali Rp. 500 yang telah kuberikan sebelumnya.

Merak. Itulah stasiun terakhir yang akan dilewati kereta ini, kata sang pengamen. Dan saat ini tampaknya kereta akan sampai di satu stasiun lagi sebelum sampai ke stasiun akhir itu. Aku terdiam, kembali menikmati pemandangan, walau karena laju yang sangat cepat itu tidak banyak yang bisa kulihat kecuali warna hijau dedaunan.

Dan kereta berhenti perlahan. Dari jendela terlihat stasiun yang sepi itu, aku tidak ingat namanya. Yang pasti, aku memutuskan untuk turun distasiun ini. Dan aku berjalan dipinggir rel, disana telah ada dua orang temanku yang ikut menemaniku berjalan menyusuri rel.

Salah satu temanku bertanya, memutuskan kesunyian yang entah sudah berlangsung berapa lama.

“Apakah perut kita akan terbiasa dengan makanan khas Sumatera?” kata salah seorang temanku itu.

Lalu kubilang tenang saja, karena kita bertiga masih keturunan sumatera. Lalu mereka meminta untuk melihat KTP ku, kuberikan kepada mereka. Entah berapa lama aku terdiam menyaksikan mereka. Tampak sedang saling berargumen tentang KTP tersebut.

Dan latar belakang tiba – tiba berubah, kini aku sedang berada dalam sebuah kelas. Dan didepanku ada seseorang. Kakak iparku? Sedang apa dia disini? Dia menyerahkan sebuah buku kepadaku. Rupanya dia memintaku untuk mengerjakan satu soal matematika. Aku lihat pertanyaannya, sulit sekali… Aku sempat meminta tolong kepada beberapa anak yang ada didalam, cukup lama juga kami memeras otak untuk memecahkan satu pertanyaan itu. Dan begitu selesai aku kembali mendatangi iparku itu, dan menyerahkan kembali buku tersebut kepadanya. Entah mengapa, setelah itu aku merasa sangat mengantuk…

Dan aku terbangun.

Minggu, 13 Februari 2011

The Bulb

February 13, 2011
Akhirnya ada lagi mimpi yang bisa dicatat setelah sekian lama tidur hanya melihat darkness saja setiap kali terbangun (sebenarnya ada sih beberapa ‘mimpi’ yang sengaja tidak dipublish -_-) Well, kali ini mimpinya tidak dimulai dari tengah – tengah. Aku berada didepan rumah mertuaku, Aku masuk dan si Ibu (mertua) memintaku untuk memberikan sebuah jaket untuk sang Ayah (mertua). Aku mengambilnya dan menaruhnya dipunggung kursi sebuah meja makan.

Lalu anehnya, diatas pohon jambu yang ada didepan rumah, ada sebuah rumah pohon diatas pohon tersebut. Istriku memintaku untuk mengganti bohlam dirumah tersebut. Lalu aku masuk kedalam, lalu mengganti bohlam tersebut. Ketika kucoba mencopot bohlam yang lama, ternyata pecahan belingnya masih tersangkut dalam fitting bohlam tersebut. Aku mengambil pecahan bohlam tersebut, lalu memasukkan bohlam yang lama. Lalu mimpinya seperti berpindah segmen, namun aku sama sekali tidak ingat apa – apa disini (-_-)

Senin, 07 Februari 2011

A Fire Inside

Masih dibandung, kali ini aku berada disebuah jalan masuk Cikaso Barat.Sepertinya dimalam hari, tetapi mengapa terasa sangat panas? Disebelah kiriku tampak rumah Kakekku. Dan rumah yang dibelakangnya ternyata terbakar. Api menyala tinggi. Aku merasakan takut, bagaimana bila api tersebut menjalar kerumah Kakek? Dengan paniknya aku masuk kedalam rumah, lalu naik ke lantai dua. Entah darimana datangnya, aku memegang sebuah ember yang berisi air penuh, aku naik keloteng, berusaha memadamkan api yang hendak memangsa rumah itu.

Ternyata sesampainya diloteng, sudah banyak sepupuku yang sedang memadamkan api, kucoba melihat sekitar. Terasa aneh, aku berada diloteng rumah Kakekku, tetapi ketika melihat kedalam ruangan lantai satu, yang kulihat adalah rumah yang kutempati sekarang...

Tampaknya api telah dipadamkan, lalu kami (aku bersama entah siapa, ada beberapa orang) pulang menaiki sebuah mobil sedan berwarna cream. Namun ditengah perjalanan, sang supir lengah dan menabrak 2 orang yang sedang menyeberangi jalan... Aku bisa merasakan sebuah perasaan takut yang dia alami. Not to mention pemandangan sadis ketika salah seorang yang tertabrak itu mayatnya tersangkut di bemper depan mobil yang kami naiki itu =_=

Sabtu, 05 Februari 2011

Amaze Me O’ Leader

February 5, 2011
Sebuah mimpi dengan nuansa ‘gothic’. Aku kembali ke masa – masa SMA lagi. Namun disitu bangunan yang kuanggap sebagai sekolahku itu tampak besar sekali. Dan aku berada dilantai 3 – 4, berkumpul dengan beberapa orang yang kuanggap teman – temanku didalam sebuah WC. Ada seorang dari mereka, yang dalam mimpi itu kuanggap sebagai ‘leader of the gang’. Dia memiliki perawakan besar dan muka yang tegas. Orangnya pendiam, namun disitu aku bisa merasakan jika orang tersebut menyimpan kesedihan yang teramat dalam, seperti kehilangan seseorang yang dia sayangi, entah orangtua atau siapa aku tidak bisa mengetahuinya.

Aku berjalan – jalan didalam WC tersebut. Ada beberapa toilet booth didalamnya, dan beberapa wastafel yang tingkat kebersihannya sangat mengkhawatirkan. Aku kencing disalah satu booth itu, dan begitu kluar, ada seorang lelaki tua dengan pakaian seperti wearpack lusuh. Tampaknya dia janitor di sekolah ini.

Sang janitor mengajak kami melihat jendela di WC tersebut, jauh dibawah, tampak sebuah kolam berisi air yang berwarna hijau keruh. Dia berkata, dimalam hari, ketika dia berada dibawah, dia melihat sesosok pelajar wanita yang terjun dari jendela WC ini. Ketika sang janitor menceritakan ini, aku seperti melihat langsung kejadiannya, dan wanita yang terjun tersebut, mukanya hancur seperti korban tabrakan -_-

Dan sekarang aku berada didalam sebuah kelas. Sepertinya pelajaran telah dimulai. Aku tidak bisa mengingat banyak tentang kejadian ketika berada didalam kelas ini. Yang dapat teringat olehku hanyalah ketika aku meminjam tipe-ex kepada salah seorang temanku, dia bilang ambil saja ditasnya. Namun karena aku tidak tahu yang mana tasnya, akhirnya aku membuka semua tas yang ada dikelas tersebut. Dan sepertinya bagian mimpi yang ini terasa tersambung dengan bagian ketika aku merasakan kesedihan sang leader of the group tersebut.

Class dismissed. Aku keluar bersama teman – temanku. Dan ketika sampai dijalan, aku melihat sebuah mesin yang digunakan untuk meratakan jalan, mobil dengan ban besar entahlah apa namanya =_= Sedang meratakan jalanan yang baru selesai diaspal tersebut. Yang membuatnya tambah aneh, si pengendara tampaknya tidak terlalu memperhatikan jalanan yang diratakan tersebut. Semua orang yang melewati atau menyeberangi jalan tersebut dilindas semua olehnya =_=

Selasa, 01 Februari 2011

From Yesterday It Calling

Last night... She visited me again... Entah karena ini efek domdomsoft manga downloader -_- atau apa, akupun tidak mengetahui dengan pasti. Yang pasti, didalam mimpi itu ada perasaan yang kuat untuk menemuinya... And I did...

Mimpinya bermula ketika aku berada disebuah ruangan seperti kantor, mejaku tepat berada disebelah meja dia. Dan aku sedang membereskan isi laci, seakan - akan hendak pindah entah kemana. And she was there just staring at me, akupun tidak berminat untuk memulai sebuah percakapan.
Dan akupun keluar dari bangunan yang kuanggap kantorku itu, dan suasana luarnya seperti di Cawang @_@ Aku berdiri diam, seperti menunggu. Perasaanku disitu bilang tak lama kemudian dia pasti datang. Dan benar, she's there, standing under a tree. Setelah berbincang - bincang sejenak, dia mengajakku datang kerumahnya. Aku terdiam, really not knowing what to say.
Dalam pikiranku disitu, aku membayangkan diriku sedang berada dijalan mencari rumahnya... Sepertinya terlihat repot sekali -_- Namun lamunanku dalam mimpi itu terbuyar ketika dia memberikan secarik kertas kepadaku.
Aku lihat secarik kertas tersebut, cukup lusuh, seperti habis di kepal lama ditangannya. Aku melihat tulisan dikertas tersebut. Sampai saat ini I'm amazed menyadari diriku membaca sebuah tulisan dalam mimpi. Ini sesuatu yang jarang terjadi... Isi secarik kertas tersebut ternyata sebuah alamat: Jl. DT Lopas II.