Jumat, 29 Juli 2011

The Princess of Death

 

I’m in deep shit! Hal pertama yang aku lihat ketika tersadar adalah sebuah pojokan tempat parkir, sekelompok orang berpakaian hitam yang sedang dilanda kepanikan, suara tembakan, dan seorang perempuan berkulit coklat gelap dengan rambut sepinggang sedang dilindungi oleh orang – orang berbaju hitam tadi.

Salah seorang dari bodyguard perempuan tersebut melemparkan sebuah pistol kearahku. Aku diam tidak menangkapnya, pistol tersebut jatuh dekat kakiku. Like hell I would swim in someone else’s pool. Kupikir lebih baik diam terlebih dahulu dan mengamati apa yang sebenarnya terjadi.

Sampai disini aku sama sekali tidak melihat siapa lawan dari orang – orang ini. Dan ketika aku sedang berlari kearah pohon dekat tempat bersembunyinya perempuan tadi, si perempuan itu tertembak, dibagian perutnya.

Aku sempat mendengar para bodyguard berlari kearah kami, sepertinya baku tembak sudah berakhir. Si perempuan itu jatuh ketanganku, dan jika berdasarkan yang aku dengar dari para pria berbaju hitam itu (bukan tuxedo, lebih mirip jubah),adalah seorang putri sebuah kerajaan (and I ‘m not that eager to ask). Dan entah datang dari mana, dibawahku sudah tergelar permadani berwarna biru muda (yeah, some dream, right? =_=)

Sang putri, yang sekarang hampir seluruh bagian bawah tubuhnya berwarna merah karena darah (dan pakaiannya terlalu kasual untuk ukuran royalty), sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Aku terdiam, dan membaringkan tubuhnya diatas permadani. Beberapa orang bodyguard segera bergegas mencoba untuk mengobati lukanya.

Dan seperti sudah tidak ada lagi keperluanku ditempat ini (bahkan kalau aku pikir lagi, ini cuma karena bad luck I was down here from the first place). So I walk out, menyadari bahwa tempat ini ternyata adalah sebuah bekas bengkel yang berada diperbatasan antara Bekasi dengan Jakarta Timur. Dan aku memutuskan untuk melanjutkan ke sebuah tempat, but that’s a different story…