Selasa, 11 Januari 2011

Mi Goreng Spesial

Malam itu aku terdiam, termenung ditempat tidur menatap tembok dengan pandangan kosong. Tanpa menyadari berapa lama waktu yang terlewati, tanpa menyadai bahwa aku telah tertidur. Aku menyadari diriku sedang berdiri disebuah kamar mandi, termenung menatap tembok sampai akhirnya aku menyadari sekitarku.

“Hmmm… Sedang apa aku disini?”

Dan aku memutuskan untuk keluar. Tampaknya aku berada disebuah rumah, kecil tapi terasa nyaman sekali. Aku melihat sekelilingku, tepat didepan kamar mandi ternyata ada sebuah meja makan, jauh didepannya rupanya sebuah dapur kecil. Belum sempat aku melihat semua ruangan, ada sebuah suara perempuan memanggil…

“Kamu suka makan mie goreng kan?”
“Kebetulan aku buat lebih, makanlah bersamaku”

Tampaknya lebih seperti sebuah perintah daripada ajakan, namun dengan suara yang terdegar sangat “teduh”. Aku mencoba melihat kearah suara tersebut, ternyata asal suara tersebut berasal dari seorang nenek – nenek yang rambutnya sudah memutih. Seperti orang asing, dalam hati aku berpikir “mirip kayak oma, orang belanda, tapi siapa ini?”.

Tanpa berbicara aku mengambil tempat duduk dimeja makan, diam dan menatap meja makan yang diberi taplak berwarna putih dengan ukiran – ukiran aneh dipinggir taplak tersebut. Entah kapan terjadinya, dua piring mie goreng tersedia dimeja makan itu. “mie ini wangi sekali” pikirku.

“Mari disantap” kata nenek – nenek itu dengan halusnya.

Dan akupun menyantapnya dengan gagah perkasa, “hey, mungkin aja ini mie datengnya dari mahluk gaib, tapi mie tetap mie” dan ditengah – tengah pembantaian makanan tersebut, sang nenek berkata:

“You see dead people, right?”
“WTF” kataku dalam hati, “how did she knows something like that?”

Aku tetap diam, bahkan, semenjak aku keluar dari kamar mandi dirumah itu aku belum mengucapkan sepatah katapun. Tapi kali ini aku tergoda untuk bertanya…

“Ada masalah dengan ‘itu’ nek?”
Si nenek tersenyum sembari berkata
“Bisakah kamu melihat siapa yang sedang berada disampingku?”

Aku tertegun ketika menyadari bahwa disebelah sang nenek ada sesosok anak kecil, perempuan dengan penampilan eropa jaman dulu (coba dibayangkan sendiri, I’m poor with descriptions -_-‘) yang terlihat nyaris transparan…

“Bisakah kau tanyakan siapa dia dan apa maunya?” Sambung si nenek sembari tetap tersenyum.

Sampai disini ingatanku mulai memudar, aku ingat berbincang bincang dengan si perempuan kecil itu, tetapi aku tidak dapat mengingat isi perbincangan tersebut… Yang teringat adalah, ditengah – tengah kejadian tersebut, aku sempat menyadari bahwa aku berada didalam mimpi ketika aku berpikir “sejak kapan aku punya kemampuan liat arwah?”. Sekelilingku bergoyang seperti gempa, sesaat aku melihat sekelilingku ternyata ada banyak arwah – arwah lain yang berada didalam rumah tersebut, aku sempat menjaga kesadaran beberapa saat didalam mimpi itu. Tetapi akhirnya kembali tertarik kedalam alam mimpi tersebut…

Setelah kembali normal, tidak ada lagi goyangan – goyangan gempa itu, Si nenek memberikan sesuatu kepadaku, beliau menaruhnya langsung ditelapak tanganku dan mengepalkannya sembari tersenyum, tanpa mengatakan apapun. Aku membalas senyum sang nenek, dan entah mengapa aku kembali ke kamar mandi.

Didalam kamar mandi aku membuka kepalan tanganku, penasaran terhadap benda yang diberikan si nenek kepadaku. Ternyata itu adalah 2 buah bibit, “seperti biji ganja” kataku dalam hati. Aku lihat lagi lebih seksama, ternyata kedua bibit tersebut sudah mulai mengeluarkan tunas kecil. Jadi lebih mirip toge daripada biji -_- dan warnanya pun biru terang…

Aku terus memperhatikan kedua biji tersebut,dan akhirnya aku simpan didalam plastic bening dan kutaruh diatas kloset yang ada dikamar mandi tersebut. Aku terdiam menyaksikan biji – biji tersebut yang warnanya semakin jelas terlihat walaupun sudah cukup jauh jarakku. Lama kelamaan warna biru tersebut menyebar keseluruh ruangan, semakin terang. Sampai akhirnya aku memejamkan mata karena tidak kuat melihatnya…

Begitu kubuka mataku, aku melihat kamarku… Some weird dream today…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar