Minggu, 16 Januari 2011

The School Of Yesterday

January 16, 2011
Kali ini aku tidak teringat kapan aku tertidur, the next thing I know, aku berada disebuah tempat yang terasa sangat familiar. Tempat ini adalah sekolahku, atau tepatnya sekolahku disaat SMP. Dan tampaknya dari warna cat dan kondisi bangunannya, setting waktunya pun sama seperti waktu aku masih sekolah disitu. Lapangannya pun masih dalam keadaan belum disemen, sebagian masih berupa tanah dan rerumputan. Sesaat aku seperti benar – benar berada disana secara fisik, aku mencium wangi rerumputan dan mendengar suara gaduh anak – anak bersenda gurau didalam kelas.
The funny thing dalam mimpi itu, aku memakai seragam SD (celana pendek merah dan baju putih) namun aku merasa bahwa aku adalah seorang pelajar SMA (strangely enough, akupun berpikiran bahwa aku ditempatkan di SMP tersebut karena jumlah kelas di SMA itu tidak cukup untuk menampung semua murid baru). Faktanya memang disekolah pada jamanku itu bukan hal yang aneh untuk suatu SMA “menyewa” bangunan sekolah lainnya (umumnya SD) karena jumlah siswa baru yang “melebihi” daya tampung.
Back to the dream I was having, semenjak aku berada didalam mimpi itu, aku berada dilorong depan kelas yang dulu kutempati sewaktu kelas 2. Aku tampaknya memanggul sebuah tas berwarna biru / ungu. Dan tiba – tiba saja memiliki sebuah perasaan ada seseorang / sesuatu yang menungguku dikantin sekolah. Entah seperti apa sekarang, namun pada era-ku dulu kantin sekolah berada dibelakang bangunan yang paling ujung (bila dilihat dari arah depan).
Lalu aku berjalan, kearah kantin. Ternyata disana penuh dengan anak – anak yang sedang istirahat. Kantin – kantin kecil yang diberi sekat papan triplek memisahkan jajanan satu dengan yang lainnya. Aku terus berjalan kearah kantin yang paling ujung, Jek si penjual es teh dan gorengan tampaknya seperti tujuanku. Namun sesampainya aku disana, Jek tidak ada. Malah yang ada disana adalah dua orang wanita yang tidak kukenal, menawarkan gorengan. Aku mengambil beberapa gorengan, memasukkannya dalam kantong plastik dan menyimpannya dalam tas.
Aku memutar kembali, namun dikelas yang paling ujung ada dua orang yang memanggilku, aku berhenti dan menoleh. Sepertinya didalam mimpi itu aku mengenal baik kedua orang itu, tetapi nyatanya sampai saat ini aku sama sekali tidak mengenal mereka. Dan mereka menanyakan kepadaku mengenai proses pembuatan sablonan spanduk (???) yang sepertinya sedang kukerjakan. Mereka komplain tentang kata – kata yang tertulis didalam spanduk itu tidak sesuai dengan pesanan yang diminta oleh sang kustomer, mereka mengatakan semestinya kalimat yang tertulis adalah “Visit Indonesia Year 2010” (????).
Aku mengambil kembali gorengan yang kutaruh didalam tas sebelumnya, aku mengambil salah satu gorengan, menawarkan sisanya kepada kedua orang tersebut dan memakannya bersama – sama dengan mereka. Mereka masih sibuk berbicara satu sama lain mengenai proses pembuatan spanduk tersebut, aku terdiam sembari memakan gorengan tersebut. Namun ada sesuatu yang aneh… Gorengan tersebut sepertinya sudah basi, rasanya sungguh tidak enak. Masih dalam diam aku menoleh ke dua orang tersebut, mereka sepertinya memakannya dengan lahap. Jadi aku buang gorengan yang baru sekali kugigit itu, lalu aku ambil satu lagi dari dalam kantong plastik itu. Kupikir mungkin ada satu yang sudah basi gorengannya. Namun begitu aku gigit kembali gorengan yang baru saja aku ambil, ternyata rasanya lebih parah dari sebelumnya. Aku kehilangan minat untuk makan. Aku kembali memusatkan pandanganku kepada kedua orang “temanku”.
Salah satu dari kedua orang tersebut menunjuk kearah pagar dengan jarinya, aku menoleh kearah tersebut, pagar yang memanjang dari arah bangunan yang nantinya menjadi mushola sekolah sampai ketembok yang memisahkan sekolahku dengan kantor kecamatan. Dan benar dipagar tersebut terpampang sebuah spanduk. Aku memperhatikan, tampaknya ditengah spanduk tersebut ada sebuah karakter / simbol. Seperti sebuah aksara kuno, sangat menarik perhatianku. Seperti aksara – aksara kuno yang sering muncul didalam mimpi – mimpiku sebelum ini. Satu huruf berwarna biru yang dikelilingi lingkaran. Seperti sebuah stempel. Semakin aku memusatkan perhatian pada aksara itu, semakin aku merasakan sebuah perasaan yang sangat “aneh”. Rasa yang kita alami ketika tiba – tiba “terjatuh”. Perasaan tanpa gravitasi, tersedot kearah aksara yang sedang kulihat itu, sampai tiba – tiba…
Aku terbangun…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar