Sabtu, 09 Oktober 2010

Phasing

Ini adalah sebuah metode atau pendekatan untuk Astral Projection, yang menurutku, belum banyak diulas oleh komunitas forum ataupun blog² yang membahas tentang AP. Ketika banyak forum² atau blog² yang menawarkan suatu metode tertentu untuk mencapai AP, metode phasing ini cukup menarik dan menawarkan sebuah perbandingan yang kontras, hopefully, bisa memberikan sebuah pemahaman baru.

 

Diambil dari astralpulse.com, forum komunitas OOBE dimana Frank Kepple menjadi member-nya

Istilah “phasing” awalnya diperkenalkan oleh Robert Monroe yang telah mendedikasikan banyak waktunya untuk meriset fenomena OOBE / AP. Pada riset² awalnya, yang dijelaskan secara detail pada bukunya Journeys Out Of The Body, Monroe bisa dibilang mengambil pendekatan² yang masih tradisional.

Namun, buku setelahnya Far Journey dan Ultimate Journey, memperlihatkan betapa pendekatan² yang digunakan telah berkembang. Konsep² awal beliau telah diganti oleh konsep Fokus Level. Level² ini ditentukan oleh banyak faktor² kondisi. Setiap level diidentifikasikan oleh impresi² mental yang dirasakan, yang dikategorikan oleh Monroe, sehingga kita bisa mengikuti polanya dan menduplikasi pengalaman² yang dia dapatkan.

Pada beberapa poin pada pengalaman²nya, Monroe dapat menemukan '”kebenarannya”, bahwa kesadaran tidak terbagi dalam proses AP.  Tidak seperti pengalaman² awalnya ketika dia merasa sedang “meninggalkan” dan “memisahkan diri” dengan tubuh fisiknya. Pengalaman² beliau selanjutnya membawa beliau pada kesimpulan bahwa beliau sama sekali tidak “meninggalkan” tubuh fisiknya. Tetapi apa yang beliau lakukan, dalam kata²nya sendiri, hanyalah merubah fase interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Dari penemuan inilah istilah “phasing” mulai dikenal.

Kunci dari phasing itu sendiri adalah untuk membiarkan semua sensasi berjalan dengan sendirinya. Anda cukup membiarkan diri anda menjadi sensasi itu sendiri, berbeda dengan mencoba mencapai sensasi itu, atau memfokuskan pada sensasi itu, dengan menggunakan metode² tertentu. Hanya perlu rileks dan biarkan semuanya berjalan dengan sendirinya.

Ketika aku menutup mataku yang bisa kulihat hanyalah semua serba hitam. Tapi kurasa perbedaan penting antara aku dan para pemula lainnya adalah ketika mereka menutup mata mereka, mereka tidak benar² memperhatikannya. Dan itu adalah salah satu kunci lainnya… memperhatikan diri sendiri. Aku rasa mereka terlalu terbungkus dengan metode² dan tehnik², dan hal tersebut mencegah mereka untuk memperhatikan diri mereka masing²

Oke, seperti yang sudah kusebutkan diatas, ketika aku menutup mataku yang kulihat hanyalah hitam total, yang tentunya adalah sesuatu yang normal. Aku mungkin akan bergeser beberapa kali agar terasa lebih nyaman, mungkin lututku gatal, atau rambutku membuat kupingku menjadi gatal atau ada hal² lainnya. Yang kulakukan hanyalah membiarkannya dan berkonsentrasi pada pernafasan untuk lima menit atau lebih. Sekarang, karena aku memperhatikan, bukan berusaha mati²an untuk mengikuti metode atau tehnik tertentu secara sempurna, fokusku penuh ke aksi simpel memperhatikan.

Orang² mengatakan kepadaku betapa mereka terus berusaha berkonsentrasi memvisualisasikan kesadaran merek diluar tubuh mereka, dan pada saat yang bersamaan mereka juga berkonsentrasi untuk “menaikkan energi” dan lain²nya… Namun tidak ada sesuatu apapun yang terjadi. Seperti itulah memang, karena perhatian mereka terpaku pada banyak hal, sedangkan aku hanya memperhatikan, noticing, tidak lebih.

Memperhatikan apa?

Well, tidak ada apa², pada awalnya, tidak banyak yang bisa diperhatikan kecuali semua serba hitam. Tapi setelahnya, tidak terlalu lama, aku menyadari bahwa disalah satu bagian dari hitam itu, ternyata tidak terlalu hitam. Terkadang ada kilatan tertentu yang muncul, lalu terkadang, ada sensasi sesuatu yang bergerak dalam pandangan. Terkadang aku seperti mendengar ada yang memanggil namaku. Hmmm, menarik juga, pikirku, kira² dari manakah datangnya?. Tetapi aku tidak terlalu penasaran akan itu, aku tetap memperhatikan saja. Semakin lama aku seperti ini, perhatianku semakin stabil dan semakin tertanam kedalam.

Setelah perhatianku menjadi semakin stabil, pada tahap ini aku tidak lagi memperhatikan tubuh fisikku. Sebagian dari kesadaranku menyadari bahwa disuatu tempat, dilatar belakang kesadaranku, ada tubuh fisik, terbaring ditempat tidur. Tetapi aku telah phasing dari kesadaran itu. Sebelumnya, kesadaranku terpaku pada fisik dan sekarang telah berputar 180 derajat darinya, dan kesadaran fisikku telah berada dilatar belakang, dan kesadaran non fisik – ku sekarang berada didepan.

Inilah yang dimaksud dengan “phasing” karena anda menyebabkan sebuah perputaran 180 derajat kesadaran dari fisik ke non fisik. Anda berdiri diluar menghadap ke sebuah bangunan. Maka, di “luar” itu adalah kesadaran anda. Anda menyadari ada sebuah realita lain yang eksis didalam bangunan tersebut, tetapi anda terhalang oleh sebuah pintu berputar yang tertutup, sebuah pintu berputar yang biasanya ada disebuah hotel atau bangunan lain. Sekarang, masuklah kedalam dan putarlah pintu itu 180 derajat dan berhenti (just in case, 180 derajat itu setengah lingkaran, maka 360 derajat itu satu lingkaran penuh). Anda telah berada didalam bangunan tersebut. Jadi sekarang di “dalam” adalah realitas anda. Anda menyadari pula akan adanya realitas lain diluar bangunan tersebut, namun kembali terhalang oleh sebuah pintu. Begitu anda memutar kembali pintu itu, di”luar” kembali menjadi realitas anda.

Oke, jadi perhatianku telah tertanam kedalam, yang menyebabkan perubahan 180 derajat dari kesadaranku. Untuk seterusnya, aku tetap memperhatikan segala sesuatu yang mungkin muncul. Aku tidak teralu penasaran, aku tidak berusaha membuat sesuatu terjadi, aku tidak sedang mengikuti suatu tehnik atau metode, aku hanya diam memperhatikan semua yang sedang terjadi, dah apa yang aku lakukan ini sebenarnya adalah fokus dari semuanya.

Ketika seseorang sedang melakukan hal ini, maka orang tersebut memungkinkan dirinya untuk melihat '”sedikit” dari realitas dimensi lain. Hal ini yang diterjemahkan sebagi persepsi kilatan² dan sebagainya, gambaran² acak yang muncul, suara² spontan, dan lain sebagainya. Terkadang dari yang sedikit ini dapat membentuk apa yang aku sebut “astral screen” dimana anda melihat sesuatu seperti efek sinema didepan pandangan non fisikku, lengkap dengan gambar bergerak dan suara. Jika anda memutuskan untuk melangkah kedalam gambaran² ini, anda akan berada dalam “lokasi” tersebut, didalam bagian tertentu dari kesadaran.

Aku rasa, apa yang perlu disadari oleh orang² yang menggunakan pendekatan phasing ini adalah: dimensi realitas lain tersebut hanyalah terlihat seperti terpisah. Namun dalam kenyataannya, tidak ada pemisahan dalam kesadaran itu sendiri. Kita hanya menaruh sekat diantara area yang kita sebut “disini” dan “disana” hanya untuk pengalaman saja. Namun, semua dimensi realitas ini saling mempengaruhi, dan menukar energi dengan kita dalam setiap momen kehidupan kita. Hanya saja, kita memilih untuk tidak melihatnya.

Dengan melakukan aksi memperhatikan ini, apa yang anda katakan kepada diri anda adalah: “aku memilih untuk melihat itu untuk sementara”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar